3/14/18

Perbedaan gambar Vector dan Bitmap

Perbedaan gambar Vector dan Bitmap

Secara garis besar, terdapat dua tipe gambar dalam desain grafis, Vector dan bitmap. Desainer grafis wajib mengetahui secara gamblang dua istilah tersebut, kenapa? karena hal ini cukup esensial dalam pembuatan sebuah desain, salah-salah pemilihan tipe gambar bisa membuat desain kita kurang optimal saat dicetak ataupun dipublikasikan. Nah untuk kalian yang belum mengerti perbedaan antara gambar Vector ataupun gambar Bitmap, kami akan mencoba menjelaskan keduanya secara singkat dan mudah dimngerti.

Apa itu Gambar Vector?


Gambar yang dibangun dari bentuk-bentuk geometri dasar seperti titik, garis, dan kurva yang saling dihubungkan sedemikian rupa sehingga membentuk objek. Karena itu, gambar vector tidak akan mengalami penurunan kualitas seperti blur ataupun pecah saat dilalukukan perbesaran (zoom in) ataupun pengecilan (zoom out) pada gambar tersebut.

Karena gambar tidak akan mengalami penurunan kulitas walapun tampil di media sebesar apapun, maka Tipe gambar vector ini cocok digunakan untuk proyek desain yang hasil akhirnya nanti akan di cetak (print) di berbagai ukuran, seperti Poster, Brosur, ataupun Billboard. Desain logo juga sebaiknya menggunakan tipe vector dalam pembuatanaya.

Aplikasi yang biasa digunakan untuk membuat desain vector misalnya Adobe Illustrator, CorelDraw, ataupun Inkscape.

Apa itu Gambar bitmap?


Bitmap atau sering disebut gambar raster adalah sebuah gambar yang terbentuk dari titik-titik (pixel) dimana setiap pixel memiliki warnanya masing-masing dan membentuk sebuah objek. Perbedaan utama pada gambar bitmap dengan gambar vektor adalah gambar bitmap akan mengalami perubahan kualitas saat di perbesar ataupun diperkecil.

Loh, kalo  gambar bitmap kurang oke saat diperbesar atau diperkecil, jadi Bitmap tidak layak dipakai dong? Tidak juga, Bitmap cocok digunakan dalam sebuah proyek desain yang nantinya akan disajikan dalam bentuk digital, karena umumnya perangkat elektronik tidak memerlukan resolusi gambar yang ekstra besar, juga gambar Bitmap relatif lebih kecil daripada Vector, jadi sebaiknya kalian menggunakan tipe gambar ini dalam desain web ataupun desain banner yang dipakai di media elektronik.

Aplikasi paling terkenal dalam desain Bitmap adalah Adobe Photoshop dan GIMP.

Penutup

Jadi secara garis besar, perbedaan kedua tipe gambar diatas adalah: Tipe Vector dapat diperbesar tanpa mengalami blur, sedangkan Bitmap sebaliknya. Pilih dengan betul dua tipe gambar tersebut dalam proyek desain kalian selanjutnya, agar nantinya desain kalian tampil oke sesuai ekpetasi.

Kami mencoba memberikan penjelasan mengenai Perbedaan gambar Vector dan Bitmap sesingkat mungkin, tapi apabila kamu masih belum ngeh juga, jagan ragu bertanya dikolom komentar ya!.

3/8/18

Mengapa Sebuah Website Harus Responsive?

Mengapa Sebuah Website Harus Responsive?

Sejalan dengan merangkak naiknya penggunaan smartphone di dunia membuat standar sebuah website yang baik juga berbuah. Desain website yag baik saat ini tidak hanya berkisar pada tampilan yang dinamis dan rapi saja, tapi halaman website juga harus mampu beadaptasi dengan baik di berbagai jenis perangkat dan resolusi yag bermacam-macam. kemampuan sebuah website dalam menyesuaikan tampilan pada segala media dan reolusi tersebut disebut sebagai Responsive.

Sebagai catatan, desain reponsive berbeda dengan salah satu alternatif kuno lain yaitu Mobile Design, Responsive hanya menggunakan satu halaman saja, namun sudah di setting sedimikan rupa sehingga mampu memperbesar&memperkecil halamanya sesuai media yang memuat, sederhanya adalah halaman yang dibuka di perangkat Dekstop ataupun Mobile adalah halaman yang sama, hanya saja tampilanya saja yang berbeda.

Nah berikut akan kami berikan beberapa poin-poin penting kenapa kompleksitas dan rumitnya proses pegembangan halaman website Responsive ternyata sepadan dengan keuntungan yang didapat oleh sang empu website.


Meningkatkan  jumlah pengunjung website dari perangkat Mobile.
Seperti yang sudah kami singgung diatas, penggunaan perangkat Mobile (Smartphone atau Tablet) sudah tak terbendung lagi dewasa ini, bahkan penggunaan perangkat mobile yang terhubung ke internet sudah bisa disejajarkan dengan pengunaan Komputer Dekstop. Jelas saja apabila sebuah website terlihat oke di Mobile (Mobile-Friendly) maka website memiliki kesempatan yang lebih utuk mendapatkan pengunjung dari perangkat Mobile.

Desain yang Responsive Menghemat Budget Pembuatan
Dahulu, sbelum fitur Responsive dikenal, developer biasanya membuat dua jenis website (dengan konten yang sama), yaitu website utama dan juga satu lagi website yang secara khusus di buat untuk perangkat Mobile Website (ingat dengan m.facebook.com?).

Namun apabila kita menggunakan fitur Responsive, biaya pembuatan website bisa sedikit ditekan karena kita hanya akan membuat satu jenis website saja, namun bisa mneyesuaikan tampilanya di Mobile Maupun dekstop secara otomatis.

Responsive Bagus untuk SEO
Beberapa dari kalian mugkin sudah tahu bahwa Google mengategorikan sebuah website itu bagus atau tidak dan pantas atau tidak di tempatkan pada posisi pertama di serach engine berdasarkan kemampuan website tersebut dalam meberikan layanan ke pengguna (dalam hal ini pengunjung website). Satu lagi, karena website reponsive memiliki URL yang sama persis di mobile maupun dekstop, maka kesempatan untuk "dikenal" oleh google-crawler lebih meyakinkan.

Pun Google sendiri sudah memberikan wangsit bagi developer untuk menggunakan desain yang reponsive.

Website terlihat lebih profesional Dengan Responsive
Persepsi positif dari klien itu hal yang esensial bagi perusahaan, begitu pula untuk sebuah website baru yang sedang gencar meraup visitor tetap sebanyak-banyaknya. Dengan website yang responsive, peluang sebuah website untuk dicintai oleh pengunjungnya lebih besar karena dirasa website tersebut mampu memberikan fasiitas yang baik kepada pengunjung. Poin ini memang terlihat subjektif, tapi website repsonsive memang lebih terlihat  "Niat" daripada yang tidak.


Penutup

membuat website yang reposnive itu memang susah dan super kompleks, dibeberapa kasus malah harus mengorbankan suatu fitur/bagian khusus dari website hanya agar bisa terlihat oke disegala medan. Namun ternyata keuntungan yang didapat dengan implementasi desain yang responsive sepadan dengan kesulitan tersebut, Website yang responsive selalu punya alasan untuk tampil ebih baik daripada yang tidak.

So sudahkah kalian menggunakan desain yang responsive di website kalian?

2/2/18

5 Tipe Logo Paling Populer!

5 Tipe Logo Paling Populer!


Percaya atau tidak, dari ribuan atau bahkan lebih logo yang tersebar di dunia memiliki pola yang sama antara satu dengan yang lainya. Meskipun tidak sama dalam penggunaan tata letak dan objek yang dipakai, Namun secara garis besar  dari logo tersebut memiki anatomi yang kurang lebih sama. Berikut akan kami berikan beberapa pola-pola dari logo yag paling populer dipakai di dunia, semoga list berikut ini akan membantu anda dalam membuat logo yang anda inginkan.

1. Logo dengan inisial perusahaan (Lettermarks)



Apabila anda memabandingkan logo dari beberapa perusahaan terkenal seperti HP, IBM, atau CNN, anda bisa mendapatkan sebuah pola yang sama, mereka menggunakan inisial perusahaan mereka sebagai logo. Tipikal logo seperti ini cocok bagi perusahaan yang memiliki nama inisial yang sudah populer. Kelebihan dari logo berupa inisial seperti ini adalah simple dan mudah diingat, namun kelemahanya adalah umumnya logo seperti ini minim filosofi dan sulit melakukan diferensiasi dengan logo lainya.

2. Logo berbetuk tipografi



Mirip dengan logo tipe Lettermarks, tipe logo ini juga menggunakan tipografi sebagai objek utamanya. Bedanya adalah logo tipografi tidak hanya menampilkan inisialnya saja, namun keseluruhan nama perusahaanya juga!. Logo tipografi seperti ini memiliki kelebihan yaitu membuat audiens tidak perlu kesulitan mengenali logo perusahaan. Untuk mencegah efek statis pada logo tipografi, anda bisa mengakalinya dengan melakukan pemilihan font dan warna yang sesuai. Logo seperti ini cukup populer di dunia, sebut saja perusaan besar seperti Netflix, Google, Coca-cola, dan lain sebagainya.

3. Logo dengan simbol



Tipikal logo yang menjadikan sebuah simbol atau ikon sebagai "ciri khas" sebuah perusahaan. Umunya logo seperti ini menggunakan objek atau simbol yang memiliki keterkaitan dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan mereka (meskipun tidak semuanya). Kelebihan dari logo seperti ini adalah menimbulkan kesan memorable atau mudah diingat. yang perlu anda perhatikan apabila membuat logo dengan simbol seperti ini adalah objek apa yang akan anda pakai, sudah cukup unik dan mamppu mewakili perusahaan atau belum?.

4. Maskot



Menggunakan maskot sebagai logo terbukti cukup berhasil membuat beberapa perusahaan terkesan lebih memorable dan bersahabat, sebut saja KFC dengan kolonel sanders-nya yang memorable. Tipikal logo seperti ini tentu saja tidak cocok untuk semua tipe perusahaan, Namun apabila anda sedang mengerjakan sebuah proyek logo untuk perusahaan yang memiliki orientasi ke keluarga atau anak-anak, logo dengan maskot pantas untuk dipertimbangkan.

5. Kombinasi antara Tipografi dan simbol



Tipe logo kombinasi adalah yang paling ideal menurut kami, karena logo seperti ini sudah memenuhi kriteria logo yang baik, yaitu memorable dan mudah di kenali. Dilain sisi memiliki simbol yang mewakili perusahaan, namun disisi lainya juga terdapat tipografi yang menunjukan siapa pemilik logo tersebut.

Penutup

Itulah beberpa pola pada desain logo yang tersebar di luar sana, harapan kami list diatas bisa membantu anda dalam membuat lgo-logo keren kedepanya!.

Referensi: 99designs

1/16/18

Apa Itu Flat Design? Kelebihan & Kekurangan

Apa Itu Flat Design? Kelebihan & Kekurangan

Dunia desain adalah dunia kreatif, artinya setiap desainer mempunyai gaya kreasi mereka masing-masing sebagai acuan dalam pembuatan karyanya. Dahulu, dalam mendesain sebuah karya berupa logo, icon, poster, dll, Seorang desainer grafis umunya membuat karya mereka serealistis mungkin. Dengan menempelkan ilustrasi-ilustrasi realsistis yang mencolok, mereka berusaha untuk memberikan gambaran kehidupan nyata kedalam desain mereka. Namun seiring dengan meningkatnya penggunaan perangkat elekrtonik berupa komputer ataupun smartphone, membuat gaya desain lawas tersebut mulai tergantikan dengan sebuah tren baru bernama Flat design yang simple namun manis untuk dilihat di media apapun. Perusahaan-perusahaan besar seperti microsoft dan google saat ini sudah menggunakan tipe desain tersebut di produk dan layanan mereka. lalu sebenarnya apa itu Flat Design yang sedang digandrungi desainer grafis sejagat tersebut?

Tentang Flat Design



Flat Design adalah sebuah gaya desain yang menggunakan pendekatan minimalis dan menenekankan maksud tanpa menambahkan efek-efek yang teralu realistis. Desain ini berfokus pada ilustrasi dua dimensi, tipografi serta warna-warna cerah (namun tidak norak) dan umumnya tidak menggunakan efek shadow, bevels, ataupun gradient didalamnya.
Tampilan flat design yang umumnya sederhana dan tidak banyak menggunakan atribut tiga dimensi yang kompleks membuat gaya ini sangat cocok digunakan untuk desain web ataupun aplikasi karena sifatnya yang responsive atau nyaman untuk dilihat pada resolusi berapapun.

Minimalis? Berarti membosankan?



Setiap orang memiliki persepsi masing-masing terhadap desain, jadi kami tidak bisa mengatakan bahwa Flat design itu membosankan atau tidak membosankan. Namun dalam flat design, apabila sang desainer grafis pandai memilih warna dan illustrasi yang tepat, maka perasaaan bosan oleh audiens terhadap flat design bisa terhindarkan. Cerah, warna kontras antar objek dan background, efek-efek 3D menimalis adalah bebrapa cara cerdik yang bisa dilakukan oleh desainer grafis untuk mengarahkan mata ke desain mereka.

Mengapa harus Flat Design?



Tentunya anda sebagai seorang desainer grafis memiliki kekuasaan penuh terhadap diri anda sendiri untuk memilih menggunakan gaya desain apapun, namun kali ini biarkan kami memberikan beberapa alasan yang meungkin bisa membuat anda mempertimbangkan opsi untuk menggunakan Flat Design sebagai acuan dalam mendesain, here we go!

+ Trendy!
Flat design saat ini sedang menjadi primadona bgi desainer grafis diseluruh dunia. Jadi apabila anda adalah seorang on-trend designer, maka Flat deign adalah pilihan yang paling tepat.
Satu lagi, dengan begitu banyaknya orang yang menggunakan flat design pada logo, web desain ataupun poster membuat anda tidak perlu khawatir kehabisan ide atau inspirasi. hal ini juga berimbas dengan begitu banyaknya tutorial flat design di internet (termasuk website ini) yang bisa anda coba.

+ Responsive untuk semua media
Dengan gaya yang minimalis membuat flat design adalah tipe desain yang tetap memberikan pengalaman terbaik saat dilihat di media dan resolusi apapun.

+ Fokus pada Fungsi dan tipografi
Flat design yang baik biasanya menggunakan embel-embel tak penting  seminimal mungkin, hal ini jelas membuat fungsi dari karya lebih jelas.

Kekurangan Flat Design



Selalu ada dua sisi dari semua hal, selalu! Flat design itu keren, namun bukan berrati tanpa cela, ada beberapa masalah yang mungkin akan anda hadapi saat membuat karya dengan gaya Flat Design ini.

- Rawan terjadi Kemiripan dengan desain lain
Semua desainer menginkan karya mereka berbeda dengan orang lain, namun karena aturan dasar pada flat design adalah kesederhanaan membuat anda akan kesulitan dalam melakukan differensiasi. Umumnya hal ini  terjadi pada desain logo.

- Terkadang terasa terlalu sederhana bagi beberapa orang
Flat design yang sederhana itu keren, namun tidak bagi orang-orang tertentu yang menyukai desain  kompleks dan realistis. Kami terkadang masih mendapatkan komentar "Gini aja? Ini sih kurang detail" atau semacamnya yang membuat kami harus repot-repot menjelaskan alasan kami menggunakan flat design sedemikian rupa.

- Pemiliahan warna yang pas terkadang begitu sulit
Pemilihan warna adalah salah satu tatangan tersendiri dalalam flat design, dengan minimnya objek yang ada membuat warna menjadi salah satu bagian yang cukup krusial untuk memberi identitas pada desain. Pemilihan palet warna yang pas dan sesuai dengan tema desain terkadang bisa menyita waktu yang cukup banyak dan cukup membuat frustasi.

Penutup



Itulah beberapa hal tentang Flat Design yang coba kami rangkum, pada akhirmya anda sendiri yang bisa memilih untuk menggunakan gaya  desain yang akan anda pakai sebagai acuan. Namun apapun itu, kami harap anda mendapatkan pengalaman terbaik saat mendesain.

1/14/18

5 Tool Terbaik Untuk Membuat kombinasi Warna

5 Tool Terbaik Untuk Membuat kombinasi Warna

Kombinasi warna yang pas adalah salah satu indikasi bahwa sebuah desain dapat dikatakan baik, namun mencari kombinasi warna yang pas untuk desain grafis atau web desain bukanlah perkerjaan yang mudah. Bagi anda yang mengalami kebuntuan dalam melakukan pemilihan palet warna, Kami sudah menyaipakan beberapa daftar Tool yang mungkin bisa membantu anda dalam mementukan kombinasi warna yang pas untuk proyek desain yang sedang anda kerjakan!
Berikut beberapa tool pilihan kami:

1. Adobe Color CC



Dibuat oleh developer sekelas Adobe membuat anda tidak perlu lagi dengan kualitas dari tool ini. Adobe Color CC adalah tool terbaik yang bisa anda manfaatkan untuk mengenerate skema warna yang anda inginkan. Namun dengan begitu banyaknya tool canggih didalamnya membuat Adobe Color CC tidak terlalu bersahabat untuk desainer grafis yang masih awam.


2. Coolors



Tidak seperti Adobe Color CC yang lebih cocok digunakan oleh desainer grafis kelas advance, Coolors adalah tool yang diciptakan untuk anda yang tidak mau ambil pusing. Sudah disediakan banyak skema warna yang bisa anda ambil secara mudah. Ini adalah tool yang tepat bagi anda yang mencari tool palet warna yang instant.

3. Material Color Tool



Tool ketiga ini adalah tool yang secara khusus digunakan untuk membuat skema warna untuk antar muka (interface) sebuah aplikasi ataupun website. Gnerator warna ini hadir dengan mode preview yang memungkinkan anda untuk melihat gambaran seperti apa kombinasi warna yang anda pilih tanpa harus mengaplikasikanya langung di desain yang sedang nada buat, menarik!.

4. Colordot



Colordot adalah salah satu tool yang cukup unik, karena yang perlu anda lakukan untuk mendapatkan warna yang sesuai adalah dengan menggerakan mouse anda secara acak ke layar sampai akhirnya  mendapatkan warna yang sesuai. Unik namun cukup efektif!

5. Paletton



Paletton adalah tool untuk mencari pallet warna dengan fitur yang cukup canggih dan ideal untuk digunakan oleh desainer grafis yang sudah berpengalaman. Salah satu fitur yang cukup menarik dari Tool yang satu ini adalah fitur untuk mensimulasikan tampilan dari warna yang anda pilih bagi orang yang buta warna.

Jadi itulah beberapa tool yang bisa kami rekomendaikan untuk anda, punya tool lain yang biasa anda gunakan untuk membuat kombinasi warna? lengkapi list ini dengan tool favorit anda!

Referensi: Designshack

1/13/18

Kesalahan Pada Desain Logo Yang Harus Dihindari!

Kesalahan Pada Desain Logo Yang Harus Dihindari!

Dunia sudah mengenal logo bahkan sejak beratus-ratus tahun lalu, namun faktanya bahkan dijaman modern seperti sekarang pun masih banyak desainer grafis yang gelapagapan saat disodori proyek desain logo. Desainer grafis harus mencurahkan segala ide, perspeltif, dan kemampuan hanya untuk melahirkan sebuah Logo yang sesuai ekspetasi, yaitu logo yang Unik, Memorable, dan memiliki folosofi. Nah kali ini kami akan membeberkan beberapa kesalahan paling mainstream yang dilakukan oleh desainer grafis yang melatar belakangi lahirnya sebuah logo yang bapuk abis, harapanya list dibawah dapat kalian hindari agar bisa mengahsilkan logo yang berkualitas.

1. Terlau Rumit

Banyak desainer grafis awam yang menganggap logo yang baik adalah logo yang rumit karena semakin rumit sebuah logo maka semakin jelas maknanya, Salah!. Sebaliknya, Kunci membuat logo yang memorable adalah kesederhanaan, logo yang simple tentunya lebih mudah dingat daripada sebuah logo rumit yang terlalu banyak menggunakan embel-embel berlebihan. Make it simple!.
Satu lagi, karena kita menggunakan desain yang simpel dan minim penggunaan objek, maka pastikan anda menggunakan objek yang benar-benar mewakili jenis perusahaan yang sedang dibuat logonya, misalnya objek garpu pada perusahaan restoran, tang dan obeng pada perusahaan bengkel, dan lain sebagainya.


2. Tipografi yang buruk

Identitas utama pada sebuah logo adalah pada tipografi, seberapapun hebat objek atau ilustrasi yang dipakai tidak akan mampu memberikan informasi mengenai siapa pemilik logo tersebut. Penggunaan tipografi yang buruk akan mempengaruhi proses identifikasi logo oleh audiens, maka jangan buat audiens kesulitan dengan penggunaan tipografi yang terlalu kecil, miring, apalagi misterius. Buat bagian ini jelas dan ramah untuk penglihat.


3. Kesalahan pemilihan font

Pemilihan font yang tepat akan sangat mempengaruhi kualitas sebuah logo, sebagai desainer grafis kita harus mampu memilih font yang sesuai dengan jenis logo yang akan dibuat. Sebagai contoh, penggunaan font Comic Sans pada sebuah logo resmi pemerintahan akan terlihat seperti sebuah lelucon bukan? Dan juga gunakan font yang tidak terlalu umum (namun masih sesuai dan mudah dibaca) pada logo yang sedang dibuat untuk menimbulkan kesan baru dan original, Hindari penggunaan font mainstream seperti Arial, Helvetica, Calbiri, dan lainya!.


4. Meniru Logo Terkenal

Menjiplak logo terkenal dalam pembuatan desain logo baru bukanlah salah satu cara tepat untuk membuat logo yang unik dan memorable, sebaliknya penggunaan logo terkenal sebagai acuan malah membuat logo kita tidak mempunyai originalitas dan berakhir menjadi sebuah logo yang terlihat murahan.


5. terlalu menuruti klien

Tentunya seorang desainer grafis harus lebih tahu tentang ilmu desain daripada klien yang membayar mereka, itulah mengapa untuk dapat meghasilkan sebuah logo yang bagus bukan berarti kita harus menuruti semua perintah dan saran klien, Desainer harus mampu menolak perintah dari klien yang dianggap tidak sesuai dan malah akan mengurangi nilai logo yang sedang dibuat. Tentunya tidak dengan serta merta menolak saja (bisa-bisa anda berakhir tidak mendapatkan bayaran), namun pastikan anda menjelaskan alasan mengapa saran mereka tidak bisa digunakan dengan bahasa yang sopan dan mudah dipahami oleh klien.


Itulah bebeberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang desainer grafis dalam membuat logo, punya contoh lain? silahkan tambahkan dikolom komentar!